Blog Archive

Daftar Blog Saya

Colliq Pujie. Diberdayakan oleh Blogger.
Kamis, 14 April 2011

Keindahan Dalam Balutan Busana Baju Bodo



Baju bodo, kita tentu sudah familiar dengan pakaian adat yang satu ini. Baju bodo merupakan pakaian adat masyarakat Bugis-Makassar, terdiri dari berbagai macam warna yang dikenakan oleh perempuan utamanya dalam acara-acara adat seperti acara pengantin dan acara-acara adat yang lain. Tapi sudah tahu belum kalau ternyata perempuan yang memakai baju bodo ini tidak asal memilih warna.

Menurut orang-orang tua kita, dahulu kala ada peraturan mengenai pemakaian baju bodo ini. Masing-masing warna manunjukkan tingkat usia perempuan yang mengenakannya.

Warna jingga, dipakai oleh perempuan umur 10 tahun.
Warna jingga dan merah darah digunakan oleh perempuan umur 10-14 tahun.
Warna merah darah untuk 17-25 tahun.
Warna putih digunakan oleh para inang dan dukun.
Warna hijau diperuntukkan bagi puteri bangsawan
Warna ungu dipakai oleh para janda.


Selain peraturan pemakaian baju bodo itu, dahulu juga masih sering didapati perempuan Bugis-Makassar yang mengenakan Baju Bodo sebagai pakaian pesta, utamanya pada pesta pernikahan. Akan tetapi saat ini, baju adat ini sudah semakin terkikis oleh perubahan zaman. Baju bodo kini terpinggirkan, digantikan oleh kebaya modern, gaun malam yang katanya modis, atau busana-busana yang lebih simpel dan mengikuti trend. Meskipun demikian, di daerah-daerah tertentu atau kampung-kampung bugis di luar kota yang jauh dari pengaruh budaya luar, baju bodo masih banyak dikenakan untuk acara-acara pernikahan dan acara-acara lain. Baju bodo juga tetap dikenakan oleh mempelai perempuan dalam resepsi pernikahan ataupun akad nikah. Begitu pula untuk passappi’-nya (Pendamping mempelai, biasanya anak-anak). Juga digunakan oleh pagar ayu.

Baju bodo dilengkapi dengan berbagai perhiasan. Penggunaan ragam hias perhiasan emas 'Kandawarik' banyak dipakai sebagai pelengkap perhiasan pakaian adat/tradisional, seperti :
#1. Perhiasan Tokeng (kalung bersusun atau beruntai), biasanya hanya digunakan bagi mereka yang merupakan ketrurunan bangsawan.

#2. Karawik, perhiasan yang dikenakan pada bagian dada dan punggung, dengan cara menggantungkannya melalui untaian tali (benang sutra). Digunakan khusus bagi keturunan bangsawan, untuk anak-anak hingga remaja disebut karawik makkeanak, maksudnya selain kedua mainan emas yang terpasang didada dan punggung, masih terdapat lagi mainan emas yang lebih kecil (bersusun). Untuk remaja dan dewasa ditambahkan lagi dengan geno maranang, yakni perhiasan dada yang digunakan bersusun. Semakin banyak susunannya menandakan derajat kebangsawanan sipemakai, bangsawan umum hanya menggunakan satu, empat susun bangsawan tinggi, dan delapan susun sekaligus melambangkan kedudukan pemakai sebagai raja.
#3. Sima' Taiyak (sejenis perhiasan yang dikenakan pada lengan baju bodo), merupakan simbol atau perlambangan kedudukan pemakaianya sebagai keturunan bangsawan jika terbuat dari emas. Perhiasan khusus untuk kaum wanita, termasuk anak-anak berusia 4-7 tahun.
#4. Ponto Lolak (gelang), merupakan perhiasan sehari-hari terbuat dari emas, perak, tembaga, kuningan dan jenis logam lainnya. Bagi anak-anak bangsawan terbuat dari emas. Untuk perlengkapan pakaian adat menggunakan Ponto Lolak berbentuk bulat dengan gerigi dan motif pada sekelilingnya.
#5. Ponto Karrok Tedong (gelang), perhiasan gelang yang berbentuk tabung dan memanjang dipergelangan tangan (lapisan masyarakat biasa), Ponto Bossak perhiasan gelang-gelang umumnya bersusun 14 (lapisan masyarakat bangsawan), biasanya pada bagian bawahnya atau pangkal tangan digabungkan dengan ponto Lolak.
#6. Sima Simang (gelang), jenis perhiasan gelang yang dikenakan pada pergelangan tangan, bersama-sama atau dipasangkan bersama ponto dan gallang balle.
#7. Bunga Sibolok (sejenis kembang perhiasan yang dipakai disanggul) berbentuk kembang tunggal.
#8. Pa'Toddo', perhiasan berupa peniti atau sejenis bross.
#9. Rappo-rappo, perhiasan berupa kancing baju, terbuat dari emas, perak dan dipergunakan bagi laki-laki, meerupakan simbol status, biasnya digunakan pada pakaian adat bagi laki-laki yakni jase' tutu' (beskap) dan semakin banyak kancing dan jenis material kancing yang digunakan semakin menunjkkan status pemilik, kaum bangsawan biasanya memiliki 3 hingga 6 dan terbuat dari emas.
#10. Bulo-bulo (sejenis perhiasan emas yang dikenakan pada pinggiran baju bodo), merupakan pelengkap perhiasan pada pakaian adat baju bodo.
#11. Songkok nicappai (songkok Pammiring), jenis perhiasan penutup kepala berupa songkok berhiaskan emas. Perhiasan emas pada songkok tersebut melambangkan derajat sosial bagi yang memakai.
#12. Bangkarak, jenis anting-anting terbuat dari emas
#13. Toge, jenis anting-anting, namun modelnya lebih panjang, jenis perhiasan ini banyak digunakan oleh wanita berusian 17 hingga 25 tahun.

(dikutip dari Tesis: Dian Cahyadi, "Pemberdayaan Potensi Desain Perhiasan Kandawarik dan Strategi Pengembangannya di Sulawesi Selatan", Studi kasus pada pengrajin Perhiasan Emas/Perak di Borong Kota Makassar, ITB-Tesis Magister Desain, 2005.hal. 57-58.)

 

 
 
 
 
 
 
 

0 komentar:

About Me

Foto Saya
Colliq Pujie
Kita saling mengulurkan tangan ketika hanyut, Kita saling menghidupkan karena kita seia sekata, Saling mengangkat dan tak saling menjatuhkan
Lihat profil lengkapku

ShoutMix chat widget